Setiap muslim wajib berpuasa di bulan Ramadhan. Namun, beberapa orang mungkin berhalangan atau tidak bisa melakukannya.
Akibatnya, mereka yang tidak dapat berpuasa selama bulan Ramadhan harus menggantinya. Mengqadha puasa adalah cara untuk melunasi hutang puasa. Bagaimana cara terbaik untuk menjalankan puasa qadha? Bagaimana tujuan puasa qadha? Dengan membaca artikel ini hingga akhir, Anda akan menemukan informasi tambahan.
Bacaan Lengkap Niat Puasa Qadha Ramadan
Ketika seseorang mengganti atau mengqadha puasa, sangat penting untuk mengucapkan niat qadha juga, karena mazhab Syafi’i mengatakan bahwa orang yang ingin mengqadha puasa juga harus melafalkan niat qadha, seperti yang disebutkan dalam sebuah hadits shahih.
Dalam Hasyiyatul Iqna, Syekh Sulaiman Al Bujairimi menyatakan, “Disyaratkan untuk mengucapkan niat di malam hari, bagi seseorang yang akan menjalankan puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha maupun puasa nadzar. Syarat ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW;”
(Syekh Sulaiman Al Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, Juz II) mengatakan, “Barang siapa yang tidak memalamkan niatnya sebelum fajar, maka tidak ada puasa bagiannya. Karena tidak ada jalan lain kecuali mengucapkan niat puasa setiap hari berdasarkan redaksi zahir hadist.”
Bacaan niat puasa, merupakan pengganti untuk puasa Ramadhan adalah sebagai berikut.
Nawaitu sauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya Aku niat untuk meng-qadha puasa di bulan Ramadhan besok hari karena Allah SWT.
Ketika Anda membaca niat untuk mengqadha puasa Ramadhan, itu cukup untuk diucapkan di dalam hati bukan dengan lisan karena tidak diperlukan untuk mengucapkannya.
Selain itu, niat yang diucapkan dalam hati harus sesuai dengan tujuan melaksanakan puasa, seperti menjalankan puasa qadha atau mengganti puasa Ramadhan yang dilakukan ketika malam hari sebelum matahari terbit.
Apa Itu Puasa Qadha Ramadan?
Salah satu rukun Islam yang harus diimani dan dilakukan oleh setiap muslim adalah puasa di bulan Ramadhan. Hukum puasa ini ditemukan dalam Al-Quran dalam surat Al-Baqarah ayat 183, yang berbunyi sebagai berikut.
‘Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas dirimu untuk berpuasa sebagaimana engkau orang-orang sebelumnya diwajibkan untuk berpuasa agar kamu bertakwa.’
Seorang muslim harus memenuhi syarat dan rukun puasa bulan Ramadhan untuk melakukannya. Mereka harus sehat secara mental, baligh, atau telah mengalami mimpi basah bagi laki-laki dan perempuan, dapat melakukan puasa di bulan Ramadhan, dan tahu kapan dimulainya.
Puasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib, dan memiliki keutamaan yang disebutkan dalam hadist shahih.
Salah satu keutamaan berpuasa di bulan Ramadhan adalah pintu surga terbuka dan pintu neraka tertutup. Rasul mengatakan, “Jika tiba lebih awal malam pada bulan Ramadhan, maka seluruh setan dan jin yang durhaka diikat.” Dibukalah pintu surga dan tidak akan ditutup meskipun satu pintu, dan seluruh pintu neraka ditutup.
Kemudian para penyeru menyerukan, “Wahai orang yang mengharapkan kebaikan! Maka terimalah. Wahai orang yang mengharapkan kejahatan! Maka berhentilah, dan yang ikhlas karena Allah, maka akan dibebaskan dari api neraka.” Mereka menyerukan ini setiap malam di bulan Ramadhan.
Meskipun puasa di bulan Ramadhan adalah wajib hukumnya, beberapa orang diberi keringanan dan diizinkan untuk tidak melakukannya karena mereka berhalangan dengan alasan syari. Mereka yang berhalangan ini harus mengganti atau mengqadha puasa mereka di bulan lain.
Leave a Reply